Jumat, 11 Januari 2019

ULTRASONOGRAFI (USG)

ULTRASONOGRAFI (USG) ULTRASONOGRAFI (USG) A.    PENDAHULUAN Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG (Ultra sonografi). Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Takada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh B.     ULTRASONOGRAFI 1.      Pengertian USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan. Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz. Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi. Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe. Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis kedokteran (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik. Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini. Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI. Ultrasonografi medis digunakan dalam: a.       Kardiologi; lihat ekokardiografi b.       Endokrinologi c.        Gastroenterologi d.       Ginaekologi; lihat ultrasonografi gynekologik e.        Obstetrik; lihat ultrasonografi obstetrik f.        Ophthalmologi; lihat ultrasonografi A-scan, ultrasonografi B-scan g.        Urologi h.       Intravascular ultrasound i.         Contrast enhanced ultrasound 2.      Sejarah USG  Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh. Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas. 3.      Prinsip USG Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz). Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekwensi tingi. 4.      Fisika dasar gelombang ultrasonik pada usg Pemahaman mengenai sifat fisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan didalam pemeriksaan USG, antara lain : a.       Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian dan cara pemeriksaan alat USG b.      Untuk membuat interpretasi gambaran USG dan mengenal berbagai gambaran artefak yang ditimbulkan c.       Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu dipantau Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz. Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini. Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi dan scattening. Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG : a.       Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur jaringan tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu. b.      Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan gambaran USG yang berbeda pula c.       Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ yang berisi gas Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensits <10 MW/Cm2. Faktor lain yang menambah keamanan penggunaan USG, baik terhadap ibu maupun janin : a.       Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di dalam jar sangat kecil b.      Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi sebagian intensitas gel ultrasonic c.       Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek panas dari gel ultrasonik. Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu organ yang lama 5.      JENIS PEMERIKSAAN USG a.       USG 2 Dimensi Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. USG 2D hanya menggunakan dimensi panjang dan lebar. Janin akan tampak samar-samar seperti bayangan tapi gerakannya terpantau pada layar monitor. Untuk pemeriksaan awal biasanya dokter menggunakan USG 2D. Jika ditemukan kelainan janin barulah digunakan USG 3D atau 4D. USG 2D saja sebetulnya sudah sangat memadai untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Kecuali dalam keadaan kelainan tertentu yang harus dilakukan pemeriksaan 4D, seperti dicurigai adanya kelainan bawaan kecil-kecil. Kalau yang besar2 seperti hidrosefalus (besar kepala), anensefali (nggak ada batok kepala), amelia (tidak ada anggota gerak) dll masih bisa 'dilihat' dengan USG 2 D. b.      USG 3 Dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar). c.       USG 4 Dimensi Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim. USG 4D adalah hasil penyempurnaan dari USG 3D. Menggunakan empat dimensi yakni lebar, panjang, kedalaman plus gerak (dimensi waktu). Sehingga hasilnya lebih detail dan akurat, karena bisa melihat bentuk janin secara yang nyata. Bahkan mancung atau peseknya hidung janin pun bisa diketahui. Alat ini dikembangkan pada tahun 1992 oleh seorang peneliti, Kazunori Baba dari Institute of Medical Electronics, Universitas Tokyo. d.      USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi: 1)      Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit). 2)      Tonus (gerak janin). 3)      Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm). 4)      Doppler arteri umbilikalis. 5)      Reaktivitas denyut jantung janin. 6.      Cara Kerja alat Ultrasonografi Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya. Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor. Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan pleural efusion.             Display Mode’s Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk : a.       A- mode L  : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima transducer. b.      B- mode      : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan. c.       M- mode     : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya. 7.      Penyulit Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang sangat kuat. 8.      Waktu yang tepat untuk pemeriksaan Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu: a.       Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor. b.      Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya. Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni: a.       Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin. b.      Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya. 9.      Persiapan pasien Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian pada penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat-alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus penuh. SARAN UNTUK IBU HAMIL a.       Saat akan menjalani pemeriksaan, untuk minum lebih banyak sebelumnya, hal ini untuk mempermudah pengamatan yang akan dilakukan oleh dokter b.      Untuk mempermudah pemeriksaan, usahakan untuk menggunakan baju yang sedikit longgar. c.       Saat layar menunjukan gambar janin, jangan ragu bertanya jika Anda ingin tahu tentang kehamilan dan janin Anda pada dokter. 10.  Indikasi Pemeriksaan    Belum ada keseragaman: a.       Usia kehamilan tidak jelas 1)      Diameter G.S (KG) 2)      Jarak kepala bokong (crown-rump length. CRL) 3)      Diameter Giparietal dan Femur Pengukuran Biometrik: 1)      Diameter gipanietal (DBP) à baik pada trimester II 2)      Lingkar kepala 3)      Femur 4)      Lingkaran perut à paling tidak akurat 5)      Lain-lain: a)      Jarak biorbita b)      Panjang humerus c)      Panjang fibia-fibula d)     Panjang radius-ulna e)      Lebra serebelum f)       Ukuran jantung g)      Ukuran ginjal h)      Ukuran limpa, dsb Parameter yang paling sering digunakan adalah : Ukuran DBP dan Femur i)        Semakin tua usia kehamilan, variasi biologik makin lebar j)        Semakin tua usia kehamilan,makin berkurang ketepatan k)      Semakin tua usia kehamilan, penentuan usia kehamilan l)        Semakin tua usia kehamilan, melalui pemeriksaan biometri b.      Tersangka kehamilan multiple Dapat dijumpai lebih dari 1 kantong gestasi. Dapat diketahui dengan jelas mulai kehamilan 6 minggu. c.       Perdarahan dalam kehamilan Komplikasi pada Kehamilan Trimester I: 1)      Perdarahan nidasi à tanda Hartman 2)      Abortus à USG untuk menilai keadaan mudiqah/janin serta luasnya daerah perdarahan intra uterin 3)      Kehamilan Anembrionik (blighted ovum) 4)      Molahidalidosa d.      Kehamilan Ektropik e.       Tersangka kematian mudiqah (janin) f.       Tersangka kehamilan ektopik g.      Tersangka kehamilan mola h.      Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea i.        Presentasi janin tidak jelas. Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III : pemeriksaan Leopold yang sukar karena pasien gemuk, kehamilan protein, hidramion j.        Tersangka pertumbuhan janin terhambat k.      Tersangka janin besar l.        Tersangka oligohidramion/polihidramion m.    Penentuan profil tersangka biofisik janin n.      Evaluasi letak dan keadan plasenta Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III: Pemeriksaan Leopold yang sukar karena pasien gemuk, kehamilan protein, hidramin, dsb. o.      Adanya resiko/tersangka cacat bawaan Kelainan kongenital akan semakin besar, bila ditemukan: 1)      Oligohidramnion, terutama sebelum kehamilan 20 minggu 2)      Hidramnion (polihidramnion) 3)      Pertumbuhan janin terhambat (IUGR) 4)      Kelainan bentuk tubuh (Contoh : kepala tidak oval)/struktur intrafetal (asites, tumor) 5)      Terdapat perbedaan mencolok dalam ukuran biometri satu dnegan lainnya pada usia kehamilan 6)      Plasenta yang membesar pada usia kehamilan 7)      Tidak terlihat salah satu akumulikalis 8)      Aktivitas biofisik janin abnormal (berkarang/bo +) Anasenfalus Ditandai : tidak terbentuknya tulang-tulang frontal, parietal dan oksipetal. Mikrosefalus Disertai gangguan pertumbuhan otak. Biasanya mengalami kemunduran intelektual dan gangguan pertumbuhan. Ensefalokel Disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi di bagian oksipital, kadang-kadang juga dibagian nasal, frontal atau parietal pada defek yang besar sering disertai hermiasi jaringan otak (eksensefalus). Ensefalokel mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala cukup besar, apalagi bila sudah herniasi. Akan tetapi lesi pada tulang kepala menjadi sulit dikenali bila terdapat digohidramin Spina Pada penampang longitudinal, spina terlihat sebagai 2 garis paralel yang ekhogenik menyerupai gambaran rel kereta api. Spina Bifida Merupakan kelainan sel neural akibat kegagalan dalam proses penutupan arkus vertebrata. Dapat terjadi di daerah lumbo sakral (90%), toraks (6%), serukal (3%). Pada 70% kasus dijumpai adanya hidrosefalus. Toraks à dengan melihat struktur jangtung di dalamnya. Bentuk = gell shape dengan bagian apeks menunjuk ke arah kranial dan bagian basal dibatasi diafragma. USG: yang dipakai penampang longitudinal melalui keempat rongga jantung (four-chamber view) Abdomen Disertai kelainan jantung, sel kemih atau kelainan pada sindroma down. Obstruksi sel cerna bagian proximal ileum à hidramnio. Hidrops fetalis diserta asites serta pembesarn hepar dan limfa Kelainan abdomen dapat dideteksi dengan USG : a.       Obstruksi traktus gastrointestinal b.      Gastrokisis, omfalokel c.       Hernia umbilikalis d.      Hernia diafragma Traktus Urogenitalis Banyaknya cairan amnion, terutama kehamilan trimester III, sangat ditentukan oleh banyaknya urin yang diproduksi janin. a.       Sindrom potter (agenesis renal bilateral, oligohiodramnion, kelainan bentuk wajah, hipoplasia paru) b.      Ginjal polikistik bilateral (resesif autosomal) à terlihat massa tumor ekhogenik intra abdomen c.       Ginjal multikistik à unilateral à 20% (paling sering) Ø 1-2 cm à 6 cm d.      Obstruksi sel kencing distal (uretral) à kandung kencing melebar + hidronefrosis dan dilatasi ureter Esktremitas Untuk mendeteksi adanya diplasia seperti dwafisme, fekomelia, okhondroplasi dan beberapa keadaan hipomineralisasi (akhondrogenesis, osteogenesis, imperfekta, dsb). Kelainan jari : polidaktili, adakhili, sindaktili dan ektrodakili. Alat Kelamin Mudah diidentifikasi dengan USG setelah kehamilan 20 mg Penyulit pada : Oligohidramin, Kehamilan multiple, Janin sungsang Petunjuk yang dapat ditujukan untuk memberitahukan jenis kelamin pada pasien: a.       Pemeriksa telah cukup mahir dan berpengalaman dalam mengidentifikasi jenis kelamin b.      Jangan menerka jenis kelamin apabila pemeriksa tidak yakin c.       Jangan memberitahukan jenis kelamin janin, apabila pasien tidak memintanya secara spontan d.      Meskipun pasien memintanya, lebih bijaksana untuk tidak memberitahukan hasil, sekiranya jawaban itu akan mengecewakan pasien. Jenis kelamin laki-laki à penis dan skrotum Trimester III à testis dalam skrotum (terutama bila terdapat hidrokel yang normal bnyak dijumpai) Jenis kelamin perempuan à labia mayora dan minora Lebih sulit di identifikasi < 24 minggu Jangan identifikasi atas dasar tidak terlihatnya penis dan skrotum. e.       Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti versi luar, versi ekstraksi, plasenta manual, dsb 9)      Tersangka hamil dengan IUD 10)  Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal 11)  Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal 12)  Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti amniosintesis, biopsivili korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb 11.  Cara Pemeriksaan Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a.       Pervaginam 1)      Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam. 2)      Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu. 3)      Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing. 4)      Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim. 5)      Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi. 6)      Tidak menyebabkan keguguran. b.      Perabdominan 1)      Probe USG di atas perut. 2)      Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu. 3)      Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim. 12.  Pemakaian Klinis USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh. USG digunakan antara lain : a.       Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis. b.      membedakan kista dengan massa yang solid. c.       mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya. d.      Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain). e.       Biopsi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat dimonitor pada layar USG. f.       Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula diikuti. g.      konfirmasi kepastian kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 5 minggu dan detak jantung janin biasanya terlihat jelas dalam usia 7 minggu. h.      Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat dengan menggunakan ukuran tubuh fetus, panjang kaki dan lingkar kepala, sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan. i.        Memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. j.        Mengetahui lebih lanjut adanya ancaman keguguran. Jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai kesehatan dari fetus. Jika detak jantung janin jelas, maka prospek yang baik untuk melanjutkan kehamilan. k.      Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi plasenta dan adanya masalah-masalah seperti plasenta revia dll. l.        Memastikan adanya kehamilan ganda/kembar, apakah ada satu atau lebih janin di dalam rahim. m.    Mengukur jumlah cairan ketuban. Masalah terjadi ketika kandungan berlebihan cairan ketuban atau terlalu sedikit. Volume (jumlah cairan) dapat dinilai dengan USG. n.      Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak janin dalam rahim, tapi juga banyak kelainan janin seperti hidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan jantung, kelainan kromoson, dll. 13.        Manfaat USG dalam kehamilan a.       Trimester I 1)      Memastikan hamil atau tidak. 2)      Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya. 3)      Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya. 4)      Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya. b.      Trimester II: 1)      Melakukan penapisan secara menyeluruh. 2)      Menentukan lokasi plasenta. 3)      Mengukur panjang serviks. c.       Trimester III: 1)      Menilai kesejahteraan janin. 2)      Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan. 3)      Melihat posisi janin dan tali pusat. 4)      Menilai keadaan plasenta. 14.        Cara Membaca hasil USG Waktu dilakukan pemeriksaan USG, pasien selalu menanyakan berapa berat dan panjang bayinya. Untuk berat bisanya terukur jika kehamilan mencapai usia 20 minggu-an, karena dibawah angka ini alat USG akan mengeluarkan kata "ERROR" jika dilakukan pengukuran berat janin. Sedangkan untuk panjang bayi ? Tidak bisa diukur panjangnya, karena posisi kaki bayi yang nggak lurus (bayi selalu posisi seperti orang bersila). Yang bisa diukur adalah panjang dari ujung kepala ke ekornya atau istilah medisnya CRL (Crown Rump Lenght). Tetapi nggak usah kecewa dulu karena nggak tahu berapa panjang dan berat bayi. Jika ukuran bayi dianggap normal, maka ada ukuran standar panjang bayi berdasarkan usia kehamilan yang namanya hukum Haaese serta beratnya bayi berdasarkan usia kehamilan menurut tuan Struber. Bunyi hukumnya adalah panjang bayi dalam 5 bulan pertama merupakan kwadrat dari usia bulannya sedanglan mulai enam bulan dan seterusnya panjang bayi adalah usia bulan dikali dengn angka 5 (lima). Tabelnya sbb: Sedangkan Struber mendapatkan ukuran berat sbb: Angka2 yang dihasilkan adalah angka rata-rata konstanta yang telah diteliti oleh tuan Haase dan Struber. Kalau Tuan Didik yang melakukan atau tuan2 Indonesia yang lain jelas akan menghasilkan angka2 yang berbeda Dalam print-out hasil USG akan kita temukan beberapa istilah yang sering dipakai. Beberapa parameter tersebut diantaranya: GS = Gestasional Sac ukuran kantong kehamilan, berupa bulatan hitam. Untuk mengukur usia  kehamilan trimester (TM) I CRL = Crown Rump Length (Ukuran jarak dari puncak kepala ke 'ekor' bayi Untuk mengukur usia kehamilan TM I) BPD = Biparietal Diameter (Ukuran diameter tulang pelipis kiri dan kanan Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III) FL = Femur Length (Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi. Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III) HC = Head Circumferensial = Lingkaran kepala Mengukur usia kehamilanTM II/III AC = Abdominal Circumferencial (ukuran lingkaran perut bayi Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III Dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi) FW = Fetal weight = Berat Bayi F-HR=Fetal Heart Rate = Frekuensi Jantung Bayi Masih ada yang lainnya, tapi yang paling sering dipergunakan ya itu... Gambar USG BPD Gambar USG CRL Gambar USG GS Berikut ini ada grafik ukuran BPD daN FL, pakai ukuran yang ditengah (rata-rata). Usia hamil dalam minggu dan ukuran BPD atau FL dalam milimeter (mm) BIPARIETAL DIAMETER (BPD) FEMUR LENGHT (FL) 15.        Penilaian dengan Modalitas USG Pemeriksaan dengan USG justru dapat memberikan sejumlah manfaat, antara lain mendeteksi kelainan anatomis pada organ dengan cepat dan akurat. Berbeda dengan pemeriksaan rontgen yang menggunakan sinar tembus dan dapat menimbulkan kelainan pada jaringan tubuh karena radiasinya, pemeriksaan USG tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi ibu dan janin. Penelitian yang dilakukan para peneliti dari King Edward Memorial Hospital, Australia, menunjukkan, USG tidak akan mempengaruhi tumbuh kembang fisik dan otak bayi saat mereka memasuki usia balita. Penelitian ini sendiri telah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu, dan melibatkan 2.700 anak balita beserta ibunya. Sampai saat ini belum ada laporan mengenai efek fisik yang merugikan terhadap janin, ibu maupun pemeriksa sebagai akibat dari penggunaan USG, sehingga pemeriksaan USG untuk kelainan kongenital cukup aman dilakukan pada trimester I sampai trimester III dengan sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi, masing-masing berkisar 90-95%. Patut pula dicatat, pemeriksaan dengan USG juga tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien dan tidak memerlukan persiapan khusus. Namun, khusus untuk pemeriksaan kantung empedu, memang perlu puasa sekurangnya delapan jam. Pemeriksaan diagnostik invasif memerlukan bantuan USG, hal ini menyebabkan USG menjadi alat deteksi kelainan kongenital yang utama. Penentuan usia gestasi harus dilakukan pada saat pemeriksaan ultrasonografi pertama kali, dengan menggunakan kombinasi ukuran kepala seperti DBP atau lingkar kepala, dan ukuran ekstremitas seperti panjang femur. Pengukuran pada kehamilan trimester III tidak akurat untuk menetukan usia gestasi. Jika sebelumnya sudah dilakukan 1 kali atau lebih pemeriksaan ultrasonografi, maka usia gestasi pada pemeriksaan sekarang harus didasarkan atas hasil pemeriksaan CRL, DBP, lingkar kepala, dan/atau panjang femur yang paling awal dilakukan sebelumnya, oleh karena hasilnya akan lebih akurat. Dengan demikian usia gestasi sekarang = usia gestasi pada pemeriksaan pertama + interval waktu (minggu) sampai pemeriksaan sekarang. Pengukuran bagian-bagian struktur tubuh janin yang abnormal (seperti kepala pada janin hidrosefalus atau ekstremitas pada janin dengan displasia skeletal) tidak boleh digunakan untuk penghitungan usia kehamilan a.       Standard pengukuran DBP dilakukan pada bidang aksial kepala melalui thalamus (transthalamik). Jika bentuk kepala dolikosefalus atau brakhisefalus, pengukuran DBP akan tidak akurat. Bentuk kepala yang demikian dapat diketahui melalui pengukuran indeks sefalik, yaitu rasio DBP dengan diameter fronto-oksipital. Pada keadaan tersebut ukuran yang digunakan sebaiknya adalah lingkar kepala. b.      Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada bidang yang sama seperti pada pengukuran DBP. Pengukuran dilakukan melalui permukaan luar tulang kepala. c.       Panjang femur harus diukur dan dicatat secara rutin setelah kehamil-an 14 minggu. Seperti halnya ukuran kepala, panjang femur juga mempunyai variasi biologik tertentu pada kehamilan lanjut. d.      Perkiraan berat janin harus ditentukan pada akhir trimester II dan trimester III, dan memerlukan pengukuran lingkar abdomen. 1)      Pengukuran lingkar abdomen dilakukan melalui bidang transversal abdomen pada daerah pertemuan vena porta kiri dan kanan. Pengukuran lingkar abdomen diperlukan untuk memprakirakan berat janin dan untuk mendeteksi pertumbuhan janin terhambat dan makrosomia. 2)      Jika sebelumnya sudah dilakukan pengukuran biometri janin, maka prakiraan laju pertumbuhan janin harus ditentukan. e.       Evaluasi uterus (termasuk serviks) dan struktur adneksa. Pemeriksaan ini berguna untuk memperoleh temuan tambahan yang mempunyai arti klinis penting. Jika terlihat suatu mioma uteri atau massa adneksa, catat lokasi dan ukurannya. Ovarium ibu seringkali tidak bisa ditemukan dalam pemeriksaan ultrasonografi pada trimester II dan III. Pemeriksaan cara transvaginal atau transperineal berguna untuk mengevaluasi serviks, bila pada cara pemeriksaan trans abdominal letak kepala janin menghalangi pemeriksaan serviks. f.       Meskipun tidak perlu dibatasi, pemeriksaan ultrasonografi paling tidak harus meliputi penilaian anatomi janin seperti: ventrikel  serebri, fossa posterior (termasuk hemisfer serebri dan sisterna magna),  four-chamber view jantung (termasuk posisinya di dalam toraks), spina, lambung, ginjal, kandung kemih, insersi tali pusat janin dan keutuhan dinding depan abdomen. Jika posisi janin memungkinkan, lakukan juga pemeriksaan terhadap bagian-bagian janin lainnya. Dalam praktiknya tidak semua kelainan sistem organ tersebut di atas dapat dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan tersebut di atas dianjurkan sebagai standar minimal untuk mempelajari anatomi janin. Kadang-kadang beberapa bagian struktur janin tidak bisa dilihat, karena posisi janin, volume cairan amnion yang berkurang, dan habitus tubuh ibu akan membatasi pemeriksaan ultrasonografi. Jika hal ini terjadi, maka struktur janin yang tidak bisa terlihat dengan baik harus dicantumkan di dalam laporan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan yang lebih seksama harus dilakukan terhadap suatu organ yang diduga mempunyai kelainan. Pada trimester kedua, USG akan membantu melihat bentuk jantung dan sistem saraf pusat (SSP). ”Ada tidaknya kelainan di otak, kelainan hidrosephalus, kelainan katarak pada bola mata, kelainan rongga jantung seperti jantung bocor, dan sebagainya." Skrining pada jantung dikenal sebagai pemeriksaan 4 chamber view (pandangan 4 ruangan). Pada pemeriksaan trimester kedua ini juga bisa dilihat ada-tidaknya kelainan tulang belakang, meliputi celah pada tulang belakang (spina bifida). Awal trimester kedua juga bisa menentukan adanya bibir sumbing. Pada trimester ketiga, kita bisa melihat kelainan janin yang berhubungan dengan persalinan, misalnya, apakah tali pusat menempel pada plasenta dengan baik. Juga kelainan lain, seperti plasenta di bawah atau janin terlilit tali pusat, dan sebagainya. Standar RCOG untuk pemeriksaan USG pada kehamilan 20 minggu adalah sebagai berikut : 1)      Umur kehamilan : dengan mengukur diameter biparietal (BPD), lingkar kepala (HC) dan panjang femur (FL) 2)      Nomalitas janin 3)      Bentuk kepala dan struktur di dalamnya : midline echo, kavum pellucidum, cerebellum, ukuran ventrikel dan atrium (< 10 mm) 4)      Spina : longitudinal dan transversal 5)      Bentuk abdomen dan isinya (setinggi lambung) 6)      Bentuk abdomen dan isinya (setinggi umbilikus) 7)      Pelvis ginjal (jarak anterior-posterior < 5 mm) 8)      Aksis longitudinal : tampak toraks – abdominal (diafragma / buli-buli) 9)      Toraks (setinggi 4 chamber view) 10)  Lengan – 3 tulang dan tangan (tidak termasuk jari-jari) 11)  Tungkai – 3 tulang dan kaki (tidak termasuk jari-jari) 12)  Optional : pembuluh darah yang keluar dari jantung, muka dan bibir Kelainan kongenital pada umumnya akan terdeteksi secara USG apabila ditemukan hal-hal sebagai berikut : 1)      Hilangnya struktur anatomi yang normal, contoh : tidak ditemukannya gambaran cairan dalam lambung harus dicurigai adanya kelainan atresia esofagus. Tidak ada klavaria ditemukan pada kasus anencephali atau acrania. 2)      Terjadinya perubahan bentuk, tepi, lokasi atau ukuran dari struktur anatomi yang normal, contoh: adanya massa dalam tengkorak menunjukkan kemungkinan suatu encephalocele. Lambung terlihat dalam rongga dada menunjukkan adanya hernia diafragmatika. 3)      Adanya struktur abnormal, contoh: double buble signs merupakan tanda atresia duodeni. 4)      Kelainan biometri janin, contoh: tulang-tulang anggota gerak yang lebih pendek dari ukuran yang normal menandakan adanya skeletal dysplasia. 5)      Adanya gerakan janin yang abnormal, contoh: pada kasus arthrogryposis multiplex congenital maka janin sama sekali tidak bergerak. 16.        TAK 100% AKURAT Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya, kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain: a.       Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya. Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG. Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri. b.      Posisi bayi Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan. c.       Kehamilan kembar Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing keadaan bayi secara detail. d.      Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik. e.       Usia kehamilan di bawah 20 minggu. f.       Air ketuban sedikit. g.       Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak sulit dideteksi.

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Tidak ada komentar:

Posting Komentar